Pencatatan construction in progress yang tidak akurat dapat menyebabkan laporan keuangan perusahaan konstruksi menjadi bias dan merugikan. Untuk itu, perusahaan membutuhkan sistem akuntansi yang mampu menangani kompleksitas proyek jangka panjang secara terstruktur.
Tanpa pencatatan proyek yang sedang berjalan secara detail, nilai aset dan beban perusahaan bisa terganggu. Hal ini membuat perusahaan rentan terhadap kesalahan audit dan pengambilan keputusan yang keliru.
Agar risiko tersebut dapat diminimalisir, pemahaman mengenai construction in progress dan penerapan construction in progress accounting yang benar sangat penting bagi kelangsungan bisnis. Lalu bagaimana kinerja keduanya dalam mengoptimalkan proses construction in progress? Berikut penjelasannya!
Key Takeaways
Construction in Progress (CIP) adalah aset tetap dalam proses pembangunan sebelum siap digunakan.
CIP memantau investasi proyek, memastikan alokasi biaya akurat, dan mendukung proses penganggaran.
Software akuntansi membantu CIP dalam otomatisasi pencatatan, dan laporan keuangan yang akurat.
Software akuntansi EQUIP hadir sebagai solusi terbaik untuk memenuhi kebutuhan keuangan bisnis Anda.
Apa itu Construction in Progress (CIP)?
Construction in progress adalah akun aset yang mencatat akumulasi biaya pembangunan aset tetap sebelum selesai. Construction in progress adalah bagian dari aset tetap jangka panjang di neraca dan tidak mengalami depresiasi hingga aset tersebut selesai dan siap digunakan.
CIP construction in progress mencakup biaya material, tenaga kerja, alat berat, overhead, dan biaya lain langsung terkait proyek. Konsep construction in progress dalam akuntansi memisahkan biaya konstruksi dari biaya operasional agar neraca mencerminkan posisi keuangan sesungguhnya.
Pentingnya Construction in Progress Accounting pada Perusahaan
Mengelola proyek konstruksi tanpa sistem akuntansi yang tepat dapat menimbulkan kekacauan dalam laporan keuangan dan pengambilan keputusan. Oleh karena itu, construction in progress accounting menjadi solusi penting untuk mencatat dan mengendalikan biaya proyek secara akurat dan transparan.
1. Menjamin transparansi biaya proyek
Construction in progress accounting memungkinkan perusahaan mencatat biaya proyek secara bertahap seiring berjalannya konstruksi. Dengan pendekatan ini, biaya tidak langsung diklasifikasikan sebagai aset tetap sampai proyek benar-benar selesai dan siap digunakan.
Transparansi ini membantu manajemen dalam memantau progres proyek dan mengevaluasi apakah anggaran yang dikeluarkan sesuai dengan rencana awal. Selain itu, akun CIP mencerminkan nilai real-time dari aset yang masih dalam tahap pengerjaan, memberikan visibilitas menyeluruh kepada seluruh stakeholder.
2. Mencegah kesalahan laporan keuangan
Tanpa pencatatan yang sistematis, biaya konstruksi bisa salah diklasifikasikan dan menyebabkan distorsi pada neraca atau laporan laba rugi. Construction in progress accounting mencegah pengakuan aset atau beban sebelum waktunya, menjaga integritas pelaporan keuangan.
Akun CIP bertujuan untuk menampung semua biaya proyek sebelum dikapitalisasi sebagai aset tetap, sehingga neraca tetap mencerminkan kondisi keuangan yang akurat. Proses ini menghindari risiko overstatement laba akibat depresiasi yang dihitung terlalu dini.
3. Memenuhi standar pelaporan keuangan dan audit
Kesesuaian dengan standar akuntansi seperti GAAP atau IFRS menjadi krusial dalam pelaporan proyek konstruksi. Dalam konteks ini, CIP harus dicatat dan diklasifikasi secara benar agar tidak menimbulkan celah manipulasi keuangan.
Hal ini berdasarkan banyaknya auditor yang meninjau akun CIP secara ketat karena rawan penundaan kapitalisasi. Ketika pencatatan dilakukan dengan tepat, perusahaan dapat dengan mudah menunjukkan bahwa nilai proyek telah sesuai estimasi dan kebijakan akuntansi.
4. Menghindari risiko audit dan regulasi
Akun CIP sering menjadi perhatian auditor karena kesalahan dalam menentukan kapan biaya harus dikapitalisasi atau dipindahkan ke aset tetap. Penundaan yang disengaja atau pencatatan yang tidak akurat dapat menimbulkan keraguan atas kredibilitas laporan keuangan perusahaan.
Dengan construction progress yang tercatat rapi dalam sistem, proses audit menjadi lebih lancar dan terhindar dari potensi temuan negatif. Ini juga membantu menjaga kepatuhan terhadap kebijakan internal dan regulasi eksternal secara konsisten.
5. Mendukung manajemen risiko dan perencanaan anggaran
Tanpa pencatatan construction in progress, perusahaan akan kesulitan mengetahui nilai riil aset dalam pembangunan dan kemungkinan deviasi dari anggaran awal. Hal ini membuka peluang terjadinya pembengkakan biaya dan keterlambatan penyelesaian proyek.
Dengan mengintegrasikan construction progress ke dalam sistem akuntansi, perusahaan bisa secara otomatis melacak pengeluaran terhadap budget dan mengatur ulang alokasi dana secara proaktif. Integrasi ini memungkinkan proses akuntansi proyek berjalan lebih efisien dan selaras dengan standar yang berlaku.
Untuk memastikan investasi memberikan hasil yang optimal, penting memahami skema harga sesuai skala proyek dan kebutuhan bisnis. Transparansi biaya implementasi ini membantu perusahaan mendapatkan manfaat maksimal tanpa membebani anggaran.
Proses Construction in Progress dalam Perusahaan
Pengelolaan akun construction in progress (CIP) dalam perusahaan memerlukan alur yang sistematis agar setiap biaya proyek tercatat dengan akurat. Proses ini berfungsi untuk memastikan bahwa biaya pembangunan aset tetap tidak langsung terkapitalisasi sebelum proyek selesai dan siap pakai.
1. Inisiasi proyek dan pembukaan akun CIP
Setiap persetujuan proyek konstruksi akan memasuki tahap inisiasi administratif melalui pembukaan akun construction in progress (CIP) di sistem akuntansi perusahaan. Tujuannya adalah untuk mengisolasi seluruh biaya proyek dari aktivitas operasional rutin agar pelaporan keuangan lebih akurat dan memudahkan penelusuran histori.
Akun CIP berfungsi sebagai tempat akumulasi seluruh biaya proyek mulai dari pembelian material, jasa kontraktor, hingga upah tenaga kerja sebelum aset selesai dibangun. Dengan sistem akuntansi berbasis proyek, setiap transaksi langsung dikaitkan dengan akun proyek terkait, sehingga pengawasan anggaran dan analisis efisiensi dapat dilakukan secara akurat.
2. Pencatatan pengeluaran proyek secara sistematis
Setelah akun CIP aktif, perusahaan mulai mencatat semua pengeluaran proyek, seperti pembelian bahan baku, pembayaran jasa tenaga kerja, hingga biaya perizinan. Semua biaya ini akan didebitkan ke akun CIP dan dikreditkan ke akun kas atau hutang sesuai metode pembayaran yang digunakan.
Agar proses ini berjalan efisien dan minim kesalahan, banyak perusahaan kini menggunakan software kontraktor yang terintegrasi dengan modul akuntansi. Sistem ini memungkinkan pencatatan real-time, pelacakan anggaran, dan otomatisasi jurnal transaksi guna meminimalkan risiko duplikasi data dan kesalahan klasifikasi biaya.
3. Pengawasan dan pelaporan construction progress
Selama proyek berlangsung, perusahaan wajib memantau construction progress secara berkala untuk mengevaluasi kinerja proyek dan membandingkannya dengan anggaran. Laporan perkembangan proyek ini juga digunakan oleh departemen keuangan untuk menyesuaikan estimasi biaya dan proyeksi kapitalisasi.
Monitoring ini sangat penting untuk mendeteksi deviasi sejak dini serta memastikan semua pengeluaran layak untuk dikapitalisasi. Dalam praktik terbaik, kombinasi antara pelaporan construction in progress dengan audit internal berfungsi untuk menjamin akurasi data dan kepatuhan terhadap regulasi akuntansi.
4. Reclass ke aset tetap setelah proyek selesai
Ketika proyek telah selesai dan siap beroperasi, seluruh saldo dalam akun CIP akan berpindah ke akun aset tetap, seperti gedung, mesin, atau fasilitas lainnya. Proses ini disebut dengan reclass atau reclassifying, yang menandai bahwa aset tersebut kini mulai menghasilkan manfaat ekonomi dan harus didepresiasi.
Dengan demikian, construction in progress dalam akuntansi bersifat sementara dan tidak akan bertahan dalam neraca jika proyek telah selesai. Proses reclass ini harus berjalan secara akurat agar aset tetap tidak tercatat dua kali dan tidak terjadi perbedaan nilai antara catatan akuntansi dan kondisi fisik aset.
5. Otomatisasi proses CIP dalam sistem akuntansi
Seluruh proses dari pencatatan hingga reclass dapat berjalan lebih efisien jika menggunakan sistem akuntansi yang mendukung otomatisasi. Sistem ini akan secara otomatis membuat jurnal, memetakan akun, serta menyediakan laporan untuk keperluan audit dan manajemen.
Dengan demikian, integrasi antara modul proyek dan akuntansi menjadi solusi strategis dalam mengelola CIP secara akurat dan tepat waktu. Penggunaan teknologi tidak hanya mengurangi risiko kesalahan manusia, tetapi juga meningkatkan kecepatan dan transparansi dalam pengambilan keputusan berbasis data.
Prosedur Construction in Progress dalam Perusahaan
Untuk memastikan kelancaran pencatatan dan pelaporan, perusahaan perlu mengikuti prosedur construction in progress yang terstandarisasi. Setiap tahapan ini berfungsi sebagai panduan bagi tim keuangan agar pengelolaan CIP sesuai dengan prinsip akuntansi dan regulasi yang berlaku.
1. Identifikasi biaya konstruksi
Langkah pertama dalam prosedur ini adalah mengidentifikasi biaya yang dapat dikapitalisasi ke dalam akun construction in progress. Termasuk dalam biaya tersebut adalah pengeluaran langsung seperti pembelian bahan bangunan, upah tenaga kerja, dan biaya subkontraktor, serta biaya tidak langsung yang relevan dengan pembangunan aset.
Semua biaya ini harus memiliki dokumentasi pendukung yang jelas untuk memudahkan proses verifikasi internal maupun eksternal. Proses ini membutuhkan sistem akuntansi yang mampu mengelompokkan jenis biaya berdasarkan proyek dan klasifikasi akuntansi secara otomatis.
2. Pencatatan transaksi dan pemisahan berdasarkan proyek
Setelah biaya teridentifikasi, bagian keuangan mencatat setiap transaksi ke akun construction in progress masing-masing proyek. Pencatatan ini harus perusahaan lakukan dengan mengikuti kode proyek dan akun biaya agar memudahkan proses rekonsiliasi dan audit di kemudian hari.
Untuk menghindari kesalahan input manual dan mempercepat proses kerja, perusahaan dapat mempertimbangkan penggunaan software akuntansi yang mendukung fitur multi-proyek. Dengan software ini, semua transaksi bisa terotomatisasi dan terlacak secara historis dalam satu dashboard terpusat.
3. Pemantauan dan rekonsiliasi berkala
Tim keuangan dan manajer proyek wajib melakukan pemantauan biaya proyek secara periodik melalui laporan construction progress. Pemantauan ini bertujuan untuk mengevaluasi deviasi antara realisasi dan anggaran serta mengantisipasi potensi pembengkakan biaya yang dapat mempengaruhi proyeksi keuangan perusahaan.
Pada tahap ini, rekonsiliasi berkala antara data proyek dan catatan akuntansi menjadi kunci utama agar tidak terjadi kesalahan pengakuan biaya. Sistem berbasis software akuntansi memudahkan proses ini melalui dashboard interaktif yang menyajikan laporan aktual versus anggaran secara otomatis.
4. Penyelesaian proyek dan reclass ke aset tetap
Setelah proyek selesai dan aset dapat beroperasi, bagian akuntansi akan memproses pemindahan saldo dari akun CIP ke akun aset tetap. Pemindahan ini menjadi penanda bahwa biaya proyek telah berubah menjadi nilai tercatat dari aset jangka panjang perusahaan.
Langkah ini harus berjalan dengan akurat dan sesuai standar akuntansi seperti PSAK atau IFRS, agar depresiasi aset dapat Anda mulai dengan nilai dan waktu yang tepat. Penggunaan sistem digital dengan fitur reclass otomatis akan sangat mengurangi risiko kesalahan input atau penundaan proses.
5. Audit dan evaluasi proyek
Tahap terakhir dalam prosedur adalah audit internal untuk memastikan bahwa semua biaya telah tercatat sesuai dengan kebijakan akuntansi perusahaan dan proyek berjalan sesuai rencana. Audit ini juga akan mengevaluasi efisiensi penggunaan anggaran dan kepatuhan terhadap SOP proyek.
Proses ini semakin efisien jika perusahaan telah menerapkan sistem software akuntansi yang menyediakan jejak audit (audit trail) dan laporan siap cetak. Dengan demikian, manajemen dapat mengambil keputusan lebih tepat berdasarkan data aktual dan terpercaya.
6. Pelaporan dan Analisis Construction in Progress
Setelah proses pencatatan dan reclass selesai, langkah penting berikutnya adalah menyusun laporan dan melakukan analisis atas data construction in progress. Laporan ini mencakup rincian biaya aktual per proyek, estimasi penyelesaian, serta nilai akhir yang akan terkapitalisasi ke dalam aset tetap.
Pelaporan construction in progress yang akurat juga membantu perusahaan memenuhi kebutuhan audit eksternal dan regulasi keuangan yang berlaku. Dengan laporan yang terstruktur, perusahaan dapat mempertahankan transparansi dan meningkatkan kredibilitas laporan keuangannya di hadapan stakeholder.
Contoh Pencatatan Jurnal untuk Construction in Progress Accounting
Dalam proyek pembangunan aset tetap seperti gudang, perusahaan perlu mencatat seluruh biaya yang timbul selama proses konstruksi dalam akun Construction in Progress (CIP). Pencatatan ini penting untuk memisahkan pengeluaran proyek dari aset tetap hingga proyek benar-benar selesai dan siap beroperasi.
Tahap pencatatan saat proyek berlangsung
Sebagai contoh, Perusahaan ABC tengah membangun gudang distribusi dengan estimasi biaya Rp500.000.000. Seluruh biaya pembangunan, seperti pembelian material, upah kontraktor, dan perizinan, masuk dalam klasifikasi akun Construction in Progress (CIP).
Selama konstruksi berlangsung, jurnal akuntansi yang tercatat adalah:
Debit: Construction in Progress Rp500.000.000
Kredit: Kas / Utang Usaha Rp500.000.000
Akun CIP ini bersifat akumulatif artinya semua biaya akan tercatat dalam satu akun hingga proyek selesai. Pencatatan ini menunjukkan bahwa biaya tersebut belum terklasifikasi sebagai aset tetap karena gudang belum siap beroperasi. Dengan cara ini, perusahaan tidak akan membebankan depresiasi pada aset yang belum memberikan manfaat ekonomi.
Tahap reklasifikasi saat proyek selesai
Setelah proyek selesai dan gudang siap beroperasi, seluruh saldo pada akun CIP dipindahkan ke akun aset tetap. Inilah saatnya pengakuan nilai aset dilakukan secara resmi di laporan keuangan.
Jurnal reklasifikasinya adalah sebagai berikut:
Debit: Aset Tetap – Gudang Rp500.000.000
Kredit: Construction in Progress Rp500.000.000
Dengan entri ini, gudang menjadi bagian dari aset tetap perusahaan dan akan mulai didepresiasi sesuai masa manfaat yang ditentukan. Proses ini juga memastikan bahwa laporan keuangan mencerminkan posisi keuangan perusahaan secara akurat dan sesuai prinsip akuntansi yang berlaku.
Contoh di atas memperlihatkan bahwa pencatatan construction in progress memerlukan ketelitian tinggi dan pemahaman mendalam atas klasifikasi biaya. Kesalahan pencatatan, seperti pengakuan aset terlalu awal atau tidak memindahkan saldo CIP dengan benar, bisa berdampak serius terhadap analisis keuangan dan audit.
Oleh karena itu, perusahaan harus mempertimbnagkan penggunaan sistem akuntansi yang mendukung otomatisasi jurnal dan pelacakan biaya proyek secara real-time. Dengan pendekatan ini, construction progress dapat Anda monitor secara efisien dan laporan keuangan menjadi lebih kredibel.
Optimalkan Pencatatan CIP dengan Sistem Akuntansi Terintegrasi
Proses pencatatan CIP seringkali melibatkan banyak variabel seperti data material, pembayaran kontraktor, hingga progres fisik proyek. Kompleksitas ini membuat pencatatan manual rentan terhadap kesalahan input, keterlambatan pembaruan data, dan inkonsistensi dalam laporan keuangan.
Dengan pendekatan berbasis sistem terintegrasi, perusahaan dapat mengelola construction in progress (CIP) secara strategis dan efisien. Sistem akuntansi EQUIP memfasilitasi pengawasan menyeluruh proyek terhadap pengelolaan proyek secara end-to-end, pencatatan jurnal otomatis, serta pelaporan yang lebih transparan.
Untuk mendukung pengelolaan CIP yang efektif, berikut fiturn unggulan sistem akuntansi EQUIP yang mendukung proses construction in progres.
- Financial dashboard: Menyediakan tampilan visual interaktif untuk memantau biaya, pendapatan, dan kinerja keuangan proyek secara menyeluruh, sehingga memudahkan manajemen dalam mengevaluasi efisiensi dan pengendalian anggaran.
- Budget S-Curve management: Memungkinkan pemantauan kemajuan proyek berdasarkan grafik anggaran, sehingga memudahkan identifikasi penyimpangan jadwal dan pengendalian biaya.
- S-Curve plan vs actual project cost: Menyajikan visualisasi kurva S yang membandingkan antara rencana biaya dan realisasi biaya proyek secara periodik, sehingga memudahkan evaluasi dan penyesuaian anggaran.
- Integrated e-Faktur: Melaporkan dan membayarkan pajak pembelian dengan lebih cepat dan akurat karena sistem sudah terintegrasi langsung dengan platform e-Faktur resmi dari pemerintah.
- Transaction History Automation: Merekam dan menyimpan seluruh riwayat transaksi secara otomatis untuk memudahkan akses data dan pengecekan.
- Budget carry over: Memungkinkan pengalokasian kembali sisa anggaran proyek yang belum terpakai ke pos biaya lainnya, sehingga mendukung efisiensi penggunaan dana dan fleksibilitas anggaran.
- Analytical reporting: Menyediakan laporan analitis terkait biaya, progres pekerjaan, dan area proyek yang memerlukan perhatian khusus, sehingga memudahkan pengambilan keputusan yang tepat dan berbasis data.
EQUIP menyediakan fasilitas demo gratis sebagai bentuk komitmen dalam membantu perusahaan memilih solusi sistem akuntansi yang tepat. Melalui layanan ini, Anda dapat menilai bagaimana integrasi sistem serta memastikan kesesuaiannya dengan kebutuhan dan kompleksitas proyek secara spesifik.
Kesimpulan
Construction in progress (CIP) memegang peranan penting dalam menjaga akurasi nilai aset dan transparansi laporan keuangan proyek. Kesalahan dalam pencatatan atau penundaan kapitalisasi dapat menimbulkan risiko audit, kerugian finansial, hingga keputusan bisnis yang tidak tepat.
Untuk itu, sistem akuntansi EQUIP terancang khusus untuk menangani kompleksitas pencatatan CIP melalui integrasi modul proyek, anggaran, dan akuntansi. Penggunaan fitur budget S-curve, budget carry over, hingga analytical reporting membantu perusahaan mengelola proyek secara menyeluruh, efisien, dan sesuai standar regulasi.
Untuk memberikan gambaran nyata sebelum implementasi, EQUIP menawarkan layanan demo gratis bagi perusahaan. Fasilitas ini memungkinkan Anda menguji kecocokan fitur dengan kebutuhan operasional proyek serta menilai manfaatnya dalam memperkuat kontrol dan akurasi pelaporan keuangan.
FAQ tentang Construction in Progress
Construction in progress (CIP) adalah akun aset jangka panjang yang mencatat seluruh biaya pembangunan aset tetap selama proyek berjalan, sebelum aset tersebut selesai dan siap beroperasi. Akun CIP berada di bawah Property, Plant & Equipment pada neraca dan tidak disusutkan sampai proyek selesai.
CIP membantu perusahaan melacak biaya proyek konstruksi secara terpisah dan akurat selama masa pembangunan, mendukung transparansi dan pengontrolan anggaran. Selain itu, pencatatan ini menghindarkan kesalahan laporan keuangan dan meminimalkan risiko audit dengan jelas.
CIP digunakan untuk proyek pembangunan aset tetap jangka panjang dan diklasifikasikan sebagai aset non ‑ current, sedangkan WIP (work-in-process) biasanya untuk barang produksi jangka pendek dan masuk sebagai aset lancar. CIP capitalizes costs and defers depreciation, while WIP tracks production costs that flow into inventory or cost of goods sold.
Construction in progress termasuk dalam kategori aset tetap (fixed asset) non‑current di neraca. Meski termasuk aset tetap, akun ini belum disusutkan sampai proyek tersebut selesai dan asset siap digunakan.
Aset under construction (alias CIP asset) adalah proses pembangungan aset yang belum memasuki fase operasional. Selama tahap ini, biaya masih dikumpulkan di akun CIP; setelah selesai, aset ini dipindahkan ke akun tetap dan mulai disusutkan.